Selasa, 05 Januari 2010

KALTIM SEDIKITNYA MILIKI 56 OBYEK WISATA

Samarinda, - Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) sedikitnya memiliki 56 jenis obyek wisata, baik wisata alam yang dibaur dengan budaya daerah, wisata keraton, wisata sejarah, wisata laut dan berbagai jenis wisata menarik lainnya.

56 obyek wisata di Kaltim itu tersebar di sejumlah kabupaten dan kota, antara lain di Kabupaten Kutai Barat terdapat tujuh obyek yang meliputi Danau Jempang, Taman Anggrek Kersik Luway, Air Terjun Jentur Gemuruh, Lamin adat di Desa Tering dan sejumlah obyek lainnya.

“56 obyek wisata itu adalah jumlah minimal, karena masih banyak lagi obyek wisata alam menarik yang terus dikembangkan oleh masing-masing kabupaten dan kota di Kaltim,” kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kaltim, Firminus Kunum baru-baru ini.

Kemudian, lanjutnya, di Samarinda juga ada tujuh obyek wisata yang meliputi Kebun Raya Unmul Samarinda (KRUS), Kawasan Wisata Desa Budaya Pampang, Upacara Pelas Tahun, Air Terjun Tanah Merah, Masjid Raya Darussalam, Tepian Mahakam dan lokasi kerajinan Sarung Samarinda.

Selanjutnya di Kabupaten Kutai Timur terdapat empat lokasi obyek wisata bahari dan wisata alam, yakni Pantai Pangandaraan, Goa pangandaran, Goa Gunung Kombeng, dan kawasan Wisata Desa Maiau Baru.

Untuk Kabupaten Malinau sedikitnya memiliki dua obyek wisata, yakni Air Terjun Marthin Billa dan Air Terjun Semolon. Selain dua obyek wisata tersebut, di daerah itu juga terdapat sejumlah lamin tua dan berbagai kegiatan adat dan budaya di masing-masing desa atau kecamatan.

Sedangkan di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) sedikitnya terdapat tiga obyek wisata, yakni Pantai Tanjung Jumelai dan Pulau Kwangen. Keduanya terletak di Kecamatan Penajam. Selain itu ada lokasi penangkaran rusa yang terletak di Kecamatan Waru.

Kemudian di Kabupaten Berau terdapat lima obyek wisata keraton dan wisata bahari, antara lain Kerajaan Gunung Tabur, bekas Keraton Samba Liung dan Makam Raja. Kemudian ada juga Pulau Derawan yang sudah terkenal keindahannya, Pulau Sangalaki dan sejumlah pulai kecil lainnya.

Untuk Kota Bontang sedikitnya memiliki tiga obyek wisata, yakni Pulau Beras Beras Basah yang lokasinya berdekatan dengan pabrik LNG, kemudian obyek wisata pemukiman warga di atas air laut Bontang Kuala dan obyek wisata Padang Golf Hotel Bintang Sintuk.

“Selanjutnya di Balikpapan ada 10 lokasi wisata, Kutai Kartanegara ada enam lokasi, Bulungan ada dua, Tarakan ada enam, Kabupaten Paser ada lima, dan di Kabupaten Nunukan ada tiga obyek wisata. Jumlah ini belum termasuk wisata budaya,” kata Kunum.

***

PENYULUH KB KALTIM HANYA 30 PERSEN

Samarinda, - Hingga kini jumlah tenaga penyuluh Keluarga Berencana (KB) di Kaltim hanya 30 persen, yakni dari 1.410 jumlah kelurahan dan desa yang ada, Kaltim baru memiliki 244 tenaga penyuluh lapangan.

”Sebelum 2004 jumlah penyuluh KB di Kaltim sebenernya sudah 100 persen, namun mulai 2004 jumlah penyuluh terus melorot dan hingga sekarang tinggal 30 persen,” kata Sekretaris Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) Kaltim, Muhammad Hatta.

Dikatakan, menurunnya jumlah penyuluh KB, sejak dimulainya otonomi daerah bidang KB pada 2004 diserahkan kepada kabupaten dan kota masing-masing, sehingga provinsi tidak memiliki wewenang, namun peran lembaga KB di provinsi hanya sebatas koordinasi saja.

Kondisi tersebut, lanjutnya, berdampak pada terus menurunya pelaksanaan program KB di daerah-daerah, termasuk di lini lapangan sebagai tenaga penyuluh. Hal ini terjadi karena belum tertatanya kelembagaan program KB dengan benar seperti pada masa sebelum otonomi.

Padahal lanjutnya, jumlah dan sumber daya tenaga penyuluh sangat penting dalam upaya Indonesia menyuksekan program KB, karena penyuluh merupakan ujung tombak. Untuk itu ia berharap kepada masing-masing kabupaten dan kota agar melakukan perekrutan terhadap tenaga penyuluh.

Menurutnya, di Kaltim termasuk daerah yang memiliki pasangan usia subur cukup tinggi, karena salah satu faktornya adalah banyaknya pendatang dengan pasangan usia mudah, sehingga angka kelahiran juga berpotensi tinggi. Potensi kelahiran tinggi tesebut diperlukan penyuluh dalam menekan angka kelahiran.

Dikatakan, peran BKKBN bukan melarang pasangan keluarga untuk melahirkan, namun perannya justru lebih mengarah pada pengaturan dan jarak kelahiran. Pasalnya dengan jarak melahirkan yang teratur, banyak keuntungan yang didapat keluarga itu sendiri, baik secara perkembangan anak, ekonomi dan kesehatan sang ibu.

Jika jarak melahirkan terlalu dekat, yakni antara 1-3 tahun, banyak hal negatif yang bisa terjadi, antara lain anak berusia 1-3 tahun masih memerlukan perhatian ibu, jika si ibu harus mengurus bayinya, maka anak usia 1-3 tahun itu merasa tidak deperhatikan, hal itulah yang mempengaruhi perkembangan mental anak.

“Ibu yang melahirkan mengeluarkan darah cukup banyak, selain itu juga banyak saraf yang putus saat melahirkan. Saraf-saraf yang putus itu sendiri diperkirakan bisa pulih sekitar 4-5 tahun kemudian. Karena itu, sebaiknya jarak melahirkan adalah antara 4-5 tahun,” ujarnya.

Menurutnya, masalah kependudukan memiliki implikasi luas terhadap perubahan sosial di segala bidang, diantaranya pendidikan, kesehatan, tenaga kerja, sandang, pangan, papan serta keamanan. “Jika tidak segera diatasi, maka berpengaruh pada stabilitas nasional,” ujarnya. ()

***

KEMAJUAN PARIWISATA PERLU DUKUNGAN INSTANSI LAIN

Samarinda, - Meski lokasi obyek wisata daerah sangat menarik dikunjungi, namun jika tidak didukung insfrastruktur dan sarana lain, maka wisatawan enggan ke lokasi tersebut, karena itu sejumlah instansi terkait harus saling mendukung.

”Kemajuan pariwisata Kaltim perlu dukungan dinas atau instansi terkait, di samping peran masyarakat dan swasta juga sangat diharapkan,” kata Kepala Dinas Pariwisata dan Budaya (Disparbud) Kaltim, Firminus Kunum.

Dilanjutkan, tanpa adanya dukungan dari banyak pihak, maka kemajuan pariwisata akan berjalan sangat lambat, bahkan bisa tidak mengalami kemajuan sesuai dengan yang diharapkan. Berdasarkan hal itu, ia sangat berharap kepada masing-masing instnasi untuk saling melengkapi.

Menurutnya, banyak hal terkait peningkatan kepariwisataan, baik peningkatan obyek atau peningkatan kunjungan wisatawan. Di antara instansi yang saling berkaitan itu antara lain Dinas Pekerja Umum (PU), aparat keamanan, Dinas Perhubungan dan lainnya.

”Kalau kita bicara masalah transportasi wisatawan yang akan mengunjungi tempat-tempat tertentu, berarti kita kaitkan dengan Dinas Perhubungan, kalau kita bicara tentang jalan berarti tanggung jawab PU, begitu pula dengan masalah lain. Untuk itu semua pihak harus saling mendukung,” katanya.

Bahkan, lanjutya, masyarakat juga menjadi salah satu hal penting dalam meningkatkan kunjungan wisata, yakni terkait kesiapa warga setempat dalam menerima tamu asing yang berkunjung ke daerahnya untuk melihat adat dan budaya, atau ingin melihat obyek wisata yang ada.

Bahkan, lanjutnya, dari banyaknya kunjungan wisatawan ke daerah, justru masyarakat harus memanfaatkan kesempatan itu dengan menjual berbagai produk unggulan hasil karya cipta masyarakat setempat, misalnya penjualan dalam bentuk makanan, souvenir atau sektor jasa.

Begitu pula dengan peran swasta, juga sangat mendukung terkait maju atau tidaknya kepariwsataan, yakni sejauh mana pengusaha mau berinvestasi membangun berbagai hal pendukung di sekitar obyek wisata, misalnya dengan membuka hotel, cafe, mal, rumah makan dan bentuk pelayanan lainnya.

Hingga kini, lanjutnya, gaung ’Visit East Kalimantan 2009’ atau ’Tahun Kunjungan Wisata Kaltim’ terus digencarkan. Berbagai cara yang dilakukan antara lain dengan mengikuti sejumlah event nasional terkait wisata dan budaya.

Pihaknya juga terus melakukan koordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota dalam mengembangkan sektor pariwisata dan budaya di masing-masing daerah. Mereka juga dilibatkan dalam event-event seni dan budaya di tingkat nasional.

Kaltim, lanjutnya, memiliki potensi pariwisata sangat besar yang tersebar di 14 kabupaten dan kota. Mulai wisata bahari, wisata sejarah, wisata desa, agro wisata hingga wisata buatan.

Selain itu, Kaltim juga kaya seni budaya. Dari deretan seni dan budaya pesisir hingga seni budaya masyarakat pedalaman. ”Di Pesisir ada beragam tari Jepen, kemudian di Pedalaman ada beragam tari dari Suku Dayak,” katanya. ()

***

WARMASIF SEDIAKAN BUKU DIGITAL GRATIS

Samarinda, - Warung Masyarakat Informasi (Warmasif) Indonesia yang dikelola Depkominfo kerjasa sama dengan Diskominfo dan Kantor Pos di daerah menyediakan berbagai buku digital untuk pelajar dan masyarakat secara gratis.

”Berbagai jenis buku mata pelajaran untuk SD hingga SMA atau yang sederajat, bahkan untuk mahasiswa dan masyarakat juga ada. Semuanya bisa diakses secara gratis di web warmasif.co.id,” kata Kepala Bidang Perekonomian, Departemen Komunikasi dan Informasi (Depkominfo), Hafni Setiana Nur Endah saat berkunjung ke Kaltim tak lama lalu.

Dikatakan, sedikitnya terdapat 407 judul buku sekolah elektronik untuk tingkat SD, SMP, SMA dan SMK. Semua buku tersebut bisa diakses secara online dimana saja dan kapan saja sepanjang ada jaringan internet.

Namun, bagi pelajar atau masyarakat umum yang merasa biaya masuk Warung Internet (Warnet) di masing-masing daerah mahal, maka bisa datang ke kantor pos setempat, pasalnya di kantor pos telah mengelola Warnet Warmasif yang biayanya jauh lebih murah.

Saat ini, Departemen Komunikasi dan Informasi (Depkominfo) telah membangun 78 titik Warmasif yang tersebar di kabupaten dan kota di Indonesia. Berdirinya Warmasif Indonesia ini hasil kerjasama dengan Dinas Komunikasi dan Informasi (Kominfo), serta Kantor Pos di masing-masing daerah.

Hingga kini, lanjutnya, Warmasif bergerak di tiga bidang layanan, yakni kesehatan, UKM dan layanan perpustakaan digital. Diharapkan dari adanya tiga layanan utama ini, masyarakat bisa memanfaatkan Warmasif demi untuk meningkatkan pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan.

Di bidang kesehatan, terdapat berbagai informasi yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan, antara lain Posyandu, klinik, Puskesmas, rumah sakit, apotik, Palang Merah Indoensia (PMI), asuransi kesehatan, dokter praktek dan berbagai jenis kesehatan lain.

Bidang perpustakaan gigital, tersedia beragam informasi berkaitan dengan ilmu pengetahuan dari berbagai sumber informasi, antara lain dari perpustakaan daerah, perpustakaan universitas, dan sejumlah sumber ilmu pengetahuan lain.

Kemudian di bidang UKM, Warmasif menjadi sarana untuk bertransaksi secara online, baik untuk pembelian atau sarana untuk mempromosikan dan menjual hasil produksi pelaku usaha kecil. Harapannya adalah agar produk UKM bisa dikenal secara luas dari promosi secara online itu.

Di konten pendidikan, selain menyediakan buku digital online, Warmasif Indonesia juga menyediakan VCD tentang proses pembuatan berbagai makanan, proses pembuatan berbagai bentuk kerajinan, pendidikan tentang pertanian dalam arti luas, sejumlah teknik dan keterampilan lain.()

***

GUBERNUR: KALTIM MASIH MILIKI 9 KELEMAHAN

Samarinda, - Gubernur Kaltim menilai bahwa di daerah yang dipimpinnya masih memiliki sembilan kelemahan, sehingga berbagai program pembangunan yang dicanangkan provinsi belum bisa berjalan dengan baik.

”Sembilan kelemahan itu yakni, Pertama masalah infrastruktur. Kaltim banyak memiliki kekayaan dan hasil pertanian. Namun karena minimnya infrastruktur terutama jalan, sehingga hasil kekeyaan sulit diangkut ke daerah lain,” kata Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak.

Untuk itu, jalan harus dibangun hingga ke desa-desa dan pedalaman, termasuk ke sejumlah obyek wisata. Jika jalan sudah ada, maka hasil produksi masyarakat setempat, baik dari kegiatan pertanian atau kerajinan tangan bahkan dari sumber daya alam bisa dengan mudah dipasarkan ke luar daerah.

Permasalahan kedua adalah, Pemerintah harus banyak memberi kesempatan kepada pihak swasta untuk berusaha, terutama para investor yang ingin menanamkan modalnya di bidang pertanian dalam arti luas, baik perkebunan, peternakan, perikanan dan pertanian tanaman pangan.

Ketiga adalah akses lahan dan kepastian hukum harus menjadi perhatian serius. Di Kukar, katanya, masalah ini sangat terasa bagi pengusaha, karena sangat banyak investor yang lari hanya karena tidak adanya kepastiah hukum tentang lahan.

Keempat yang perlu dibenahi adalah masih kurangnya interaksi pemerintah dengan para pelaku usaha, sehingga banyak masalah yang dihadapi masing-masing pihak sulit dicarikan jalan ke luar. Ini terjadi karena seolah-olah ada jaraka komunikasi antara pemerintah dengan pengusaha.

Masalah kelima adalah biaya transaksi dan pungutan liar yang sering terjadi di daerah-daerah. Kondisi ini juga menjadi salah satu penyebab mengapa banyak pengusaha akhirnya lari. Pasalnya pungutan liar akan menyebakan ekonomi biaya tinggi. Ini merupakan kendala yang harus segera diberantas.

Keenam adalah soal birokrasi yang terlalu panjang, bahkan terkesan berbelit-belit. Untuk itu berbagai hal yang berkaitan dengan perijinan harus dipangkas, sehingga urusannya bisa lebih sederhana dan lebih efisien. Dengan demikian pengusaha tidak banyak mengeluh tentang sulitnya mengurus perijinan di daerah.

Ketujuh adalah keamanan dan penyelesaian konflik. Jika ada perusahaan yang berurusan dengan masyarakat, baik terkait masalah lahan yang selama ini sering terjadi, masalah indikasi pencemaran dan lainnya, maka pemerintah harus bisa menjadi fasilitator agar persoalan cepat tuntas.

Kedelapan adalah integritas semua pihak, baik dari pihak eksekutif, legislatif ataupun yudikatif. Jika semua pihak memiliki kemampuan yang bisa diandalakn dan masing-masing berjalan sesuai dengan ketentuan yang ada, maka iklim pembangunan bisa berjalan dengan cepat dan sesuai dengan yang diharapakan semua pihak.

Kesembilan adalah kualitas Peraturan Daerah (Perda). Kualitas tersebut bisa bermakna pada mutu yang dihasilkan, maupun kesungguhan aparat berwenang dalam menjalankan Perda, sehingga segala sesuatu yang berkaitan dengan pembangunan bisa merujuk dari produk Perda. ()

***

KALTIM AKAN JADI TUAN RUMAH PENAS KTNA

Samarinda, - Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) akan menjadi tuan rumah Pekan Nasional Kontak Tani Nelayan Andalan (Penas KTNA) XIII. Kegiatan nasional itu akan digelar pada Juli 2011 yang dipusatkan di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar).

Pengurus KTNA Pusat memang menunjuk Kaltim sebagai tuan rumah yang akan dipusatkan di Kabupaten Kukar,” kata Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (Perindagkop) Kaltim, Yadi Sabianoor di Samarinda, baru-baru ini.

Menurutnya, dipilihnya Kukar sebagai tuan rumah Penas XIII, salah satunya adalah berdasarkan aspirasi masyarakat khususnya petani dan nelayan yang ada di daerah itu yang sangat besar berkeinginan menjadi tuan rumah. Selain Kukar juga memiliki lahan pertanian yang cukup luas.

Hal lain yang mendukung Kukar menjadi tuan rumah adalah lengkapnya sarana dan prasarana yang tersedia. ”Disamping itu, yang terpenting adalah Pemkab Kukar telah berpengalaman melaksanakan berbagai event nasional dan internasional,” ujarnya.

Dikatakan, rencananya pembukaan Penas KTNA akan dilakukan Presiden SBY pada Juli 2011. Sementara yang hadir antara lain sejumlah pejabat tinggi negara, gubernur, bupati, walikota, serta Ketua DPRD se- Indonesia.

Bahkan sejumlah duta besar negara sahabat juga diundang untuk menghadari pertemuan dalam rangka meningkatkan produksi pangan tersebut.

Saat pelaksanaan nanti, lanjutnya, akan diwarnai berbagai kegiatan selama sepekan. Mulai dari pameran, workshop, seminar hingga lomba yang semuanya berkaitan dengan prestasi yang telah dicapai petani dan nelayan se- Indonesia.

Dari adanya pameran dan pertemuan itu, diharapkan daerah lain yang sudah maju pertanian dalam arti luas bisa menularkan ilmunya ke daerah lain. Begitu pula daerah yang pertaniannya masih terasa kurang bisa antusias belajar. ”Jumlah peserta yang akan menghadiri Penas nanti sekitar 30 ribu orang,” kata Yadi Sabianoor. ()

***

2011 KALTIM AKAN PUNYA SBI

Samarinda, - Dinas Pendidikan Kaltim terus berupaya membenahi sejumlah Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI), sehingga pada 2011 daerah itu akan memiliki Sekolah Bersatandar Internasional (SBI).

”Berbagai upaya terkait mewujudkan SBI terus kami lakukan, diantaranya adalah meningkatkan mutu guru, membangun asrama dan sejumlah persyaratan lainnya,” kata Kepala Bidang Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan SMK, Dinas Pendidikan Kaltim, Asli Nuryadin.

Menurutnya, untuk meningkatkan RSBI menjadi SBI yang diharapkan terealisasi 2011, maka kualifikasi guru minimal sarjana terus dilakukan. Cara yang ditempuh adalah dengan menguliahkan para guru setiap tahunnya hingga S1. Bahkan jumlah guru yang kuliah hingga S1 dan S2 setiap tahun jumlahnya mencapai ribuan orang.

Kualifikasi guru tersebut sebagai salah satu syarat sartifikasi guru agar mendapat tunjangan dan kenaikan gaji. Tujuan sartifikasi itu di antaranya adalah selain untuk meningkatkan kesejahteraan guru, juga untuk meningkatkan SDM guru dalam memberikan layanan pendidikan.

Kemudian, lanjut Asli, untuk guru yang mengajar di RSBI, minimal harus S2. Selanjutnya, untuk staf pengajar SMA minimal 30 persen guru harus berpendidikan S2. Sedangkan untuk Kepala SMA, minimal harus berpendidikan minimal S2.

“Selanjutnya adalah, para pengajar atau guru di RSBI, minimal harus 70 persen sudah sarjana. Hal ini dimaksudkan untuk mempercepat peningkataan kualitas cara mengajar dan kemampuan siswa menyerap pelajaran,” katanya.

Dikatakan, RSBI tidak hanya untuk mencerdaskan otak kanan siswa saja, namun juga untuk mengasah otak kiri, yakni untuk menerapkan akhlak , budi pekerti, etika moral dan meningkatkan kemampuan dalam berkreasi serta berinovasi dalam kehidupan sehari-hari.

Guna menunjang kreativitas dan kecerdasan dalam berinovasi, maka RSBI dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang, di antaranya adalah perpustakaan yang dilengkapi dengan media digital, memiliki ruang seni budaya dan ruang multi media. ()

***

WISATA ALAM WEHEA SANGAT MENARIK

Samarinda, - Wisatawan yang menyukai objek wisata alam tidak perlu susah-susah dalam mencari lokasi indah dan menarik, pasalnya di Kabupaten Kutai Timur (Kutim), Provinsi Kaltim ada satu wahana yang tidak kalah dengan objek lainnya.

Wahana wisata alam itu adalah di kawasan hutan lindung Wehea yang berada di Kecamatan Muara Wahau (Kutim). Di kawasan hutan seluas 38.000 hektare ini terdapat sejumlah gua menarik dan sejumlah desa dari sub suku Dayak yang turut menjaga hutan lindung.

“Berwisata di kawasan ini sangat menarik, di sana ada sejumlah fasilitas yang bisa digunakan, ada juga berbagai gua bersejarah dan ada lima desa dari sub suku Dayak yang masih menjunjung adat-istiadat setempat,” kata Kepala Dinas Pariwisata Kutim, Dwi Susilanto Gamawan, baru-baru ini.

Dikatakan, di kawasan itu ada empat gua yang berada di Desa Pantun, tepatnya di Gunung Kongbeng. Setiap hari kawasan ini banyak dikunjungi wisatawan untuk berekreasi, bahkan di antara mereka ada yang langsung ke desa-desa untuk melihat secara langsung adat dan budaya masyarakat setempat.

Gunung Kongbeng yang menjulang tinggi di tengah hutan gambut itu, di sekitarnya banyak memiliki lahan kosong dan sebagian hanya ditumbuhi ilalang, sehingga bisa digunakan penikmat untuk bersitirahat dan bercengkerama dengan keluarga.

Sedangkan empat gua yang berada di Gunung Kongbeng itu yakni Gua Patung, Gua Angin, Gua Pangeran dan Gua Tenggkorak. Gua Patung dan Gua Angin letaknya saling berdekatan, sedangkan Gua Pangeran dan Gua Tengkorak letakanya berjauhan.

Masyarakat setempat menyebut Gua Patung karena di dalamnya terdapat patung manusia. Sementara patung tersebut dipercaya warga sebagai jelmaan dari seseorang yang hidup di masa lampau yang kemudian terkena kutukan karena melakukan kesalahan besar.

Sedangkan Gua Angin adalah gua yang selalu dilalui angin kencang yang berhembus di sela lorong yang lebarnya sekitar 12 meter tersebut. Selain udara dingin, di gua tersebut juga terdapat ornamen unik serta adanya jurang dalam di ujung lorongnya.

Sementara itu, Gua Tengkorak berjarak sekitar 7 kilometer dari lokasi pemberhentian mobil, sedangkan untuk menuju Gua Pangeran, pengunjung harus mengelilingi gunung ke arah yang berlawanan dengan Gua Tengkorak.

Kebanyakan pengunjung yang datang ke Gua Pangeran adalah untuk berziarah, meski tak jarang juga pengunjung yang datang khusus ingin menikmati kawasan tersebut.

Sedangkan Gua Tengkorak terdapat sejumlah benda-benda peninggalan seperti tombak dan kerangka tengkorak manusia.

”Di kawasan hutan lindung Wehea tersebut juga terdapat 103 jenis burung, 49 jenis mamalia, 59 jenis kekyaan vegetasi dan terdapat juga air terjun yang unik karena banyak kelelawar berkeliaran di sana,” demikian Dwi Susilanto Gamawan. ()

***