Jumat, 02 April 2010

NUNUKAN PRODUKSI 360 TON TEPUNG SINGKONG

Samarinda,- Provinsi Kaltim secara perlahan terus bangkit dari ketertinggalan di bidang pertanian. Hal ini dibuktikan dengan salah satu teknik baru dalam memproduksi tepung mocaf dari singkong yang mampu menggantikan tepung terigu.

“Di Kabupaten Nunukan sudah ada satu pabrik pembuat tepung mocaf dari bahan baku singkong yang mampu memproduksi 360 ton tepung per tahun, atau dalam satu hari terproduski sebanyak satu ton,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kaltim, Eddy Heflin.

Dilanjutkan, saat ini memang baru ada satu pabrik pembuat tepung dari bahan singkong di Nunukan, dan keberadaan pabrik itupun baru saja diresmikan Gubernur Kaltim, Awang Faroek Ishak saat kunjungan ke Wilayah Utara Kaltim pada awal Maret ini.

Jika permintaan pasar akan tepung mocaf ini terus meningkat, maka diprogramkan daerah itu akan terus mengembangkan perluasan lahan tanaman singkong, sekaligus menambah jumlah pabrik pengolah tepungnya.

Dikatakan, dalam satu ton singkong mampu menghasilkan 300 kilogram (kg) tepung mocaf. Sementara produktivitas singkong di Nunukan saat ini mencapai 120 hingga 150 ton per hektare. Jika luas lahan tanam singkong sebanyak 25 hektare, maka akan dihasilkan sebanyak 3.000 hingga 3.750 ton singkong.

Selama ini, lanjutnya, singkong dengan nama latin manihot esculenta crantz itu hanya diolah sebagai makanan ringan seperti keripik, tape dan lainnya, serta untuk pakan ternak, namun kini dapat diolah menjadi tepung ubi kayu modifikasi (mocaf) melalui proses lanjutan.

“Berbagai macam jenis singkong (ubi kayu) sangat cocok dikembangkan di Kaltim karena karakteristiknya cocok untuk jenis umbi berbatang keras dan lainnya. Apalagi lahan di Kaltim masih sangat luas untuk tanaman pertanian sehingga berpotensi menyejahterakan masyarakat,” katanya.

Singkong juga dapat diolah menjadi produk lanjutan lainnya yang memiliki nilai ekonomis tinggi, seperti alkohol dan etanol yang merupakan bahan bakar kendaraan serta bahan-bahan industri lainnya. Semua jenis olahan lanjutan ini masih dibutuhkan di berbagai jenis kegiatan perekonomian.

Tepung mocaf dapat mendekati tepung terigu karena dalam proses pengolahannya digunakan enzim penghilang pigmen kecoklatan khas singkong. Enzim yang digunakan bukan bahan kimia, namun kulit dalam singkong itu sendiri dengan cara diekstrasi dan digunakan dalam perendaman selama 12 jam.

“Tepung singkong yang memiliki sifat seperti tepung terigu dan berprotein sedang diyakini dapat menggantikan 100 persen peran tepung terigu yang harganya selisih antara Rp2000-3000 per kg. Harga singkong per kg Rp400 di petani Nunukan, namun jika sudah diolah seperti tepung dan lainnya akan menjadi lebih mahal,” ujar Eddy Heflin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar