Selasa, 29 Desember 2009

PEDAGANG PASAR DIAJAK JAGA KEBERSIHAN

Samarinda,- Sebanyak 2.641 pedagang di Pasar Tangga Arung, Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kaltim diajak bersama-sama menjaga kebersihan pasar. Hal itu perlu dilakukan demi kesehatan dan kenyamanan pembeli.
“Masyarakat yang peduli dengan kebersihan lingkungan, termasuk orang yang peduli dengan kesehatan. Untuk itu semua pihak harus sama-sama menjaga kebersihan, termasuk para pedagang di pasar,” kata Kepala Pengelola Pasar Tangga Arung, Munadi Arif di Tenggarong, Jumat (6/11).
Menurutnya, 2.641 pedagang di petak Pasar Tangga Arung harus saling mengingatkan kepada rekannya yang tidak peduli dengan kebersihan. Pasalnya kebersihan selain menjadi salah satu ciri orang yang beriman, juga mampu menjauhkan diri dari berbagai penyakit.
Selain itu, jika lingkungan pasar bersih dan tampak rapi, maka pengunjung juga akan senang berbelanja di pasar tersebut. Jika hal itu bisa diterapkan, maka yang untung adalah para pedagang di pasar itu sendiri.
Memang, lanjutnya, di pasar itu telah tersedia petugas kebersihan, namun jika dibanding dengan pasar yang seluas 4 hektare, maka jumlah petugas kebersihan yang hanya terdiri dari beberapa orang itu tidak sebanding dengan luas lahan yang dibersihan.
Berdasarkan hal itulah, maka ia meminta kepada semua pedagang harus bisa bekerjasama dengan pengelola pasar dalam hal kebersihan lingkungan, pasalnya yang diuntungkan bukan hanya pengelola, namun juga pedagang itu sendiri.
Dikatakan, lingkungan pasar yang kumuh, selain masyarakat enggan belanja di pasar, para pedagang juga akan dihadapkan dengan bau tidak sedap dan banyaknya binatang yang menyukai tempat jorok, seperti tikus, lalat, kecoa dan sejumlah binatang lain yang bisa saja membawa berbagai macam penyakit.
“Jika sampai hal itu terjadi, maka konsumen akan lebih memilih belanja di tempat lain yang tentunya lokasinya lebih sejuk, lebih bersih dan terdapat berbagia fasilitas lain. Jika pembeli berkurang, maka orang yang pertama kali merugi adalah pedagang,” katanya.
Ia juga menyinggung tentang adanya beberapa petak pasar yang kosong dan pemiliknya menempelkan papan pengumuman atau spanduk yang berisi bahwa petak tersebut dijual. Jika masih ada spanduk itu terpasang, pihaknya akan menurunkan.
“Petak yang sudah lama kosong, pemiliknya harus melapor dan mengembalikan kepada pengelola pasar, pasalnya masih banyak pemohonan yang belum mendapat petak. Larangan ini kami terapkan karena sesuai dengan Perda tentang pasar yang berlaku,” kata Munandi Arif. ()

PRODUKSI PADI KALTIM DIPERKIRAKAN TURUN

Samarinda,- Di tengah upaya Pemprov Kaltim meningkatkan pertanian dalam arti luas sejak lima tahun lalu, ternyata produksi padi Kaltim hingga akhir 2009 diperkirakan menurun sebanyak 2.704 ton, jika dibanding tahun sebelumnya.
”Pada 2008 produksi padi di Kaltim sebesar 586.030 ton, sementara berdasarkan angka ramalan III, produksi pada 2009 sebanyak 583.326 ton, atau terjadi penurunan sekitar 0,46 persen,” kata Kepala Badan Pusat Statistik Kaltim, Joni Anwar di Samarinda, Rabu (4/11).
Menurutnya, produksi padi pada 2009 merupakan kontribusi dari produksi padi sawah dan padi ladang. Untuk padi sawah megalami peningkatan sebesar 8.650 ton, sedangkan produksi padi ladang mengalami penurunan sebanyak 11.353 ton.
Menurunnya produksi padi tersebut karena turunnya luas panen oleh petani. Luas panen padi hingga akhir 2009 diperkirakan menurun sebesar 3,73 persen atau berkurang sebanyak 5.874 hektare, yakni dari seluas 157.341 hektare pada 2008, menjadi 151.467 hektare pada 2009.
Penuruanan luas lahan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya adalah adanya konversi atau alih fungsi lahan pertanian padi menjadi lahan perkebunan sawit, karet dan lainnya. Tidak jarang juga lahan pertanian itu menjadi areal tambang batu bara.
Faktor lainnya adalah terjadinya pergeseran musim tanam yang disebabkan oleh kemarau (el nino) serta terjadinya puso. Dua hal ini juga sebagai salah satu penyebab mengapa hasil produksi padi di Kaltim mengalami penuruanan.
Secara detail, lanjutnya, produksi padi sawah pada Januari - April 2008 sebanyak 204.167 ton, padi ladang sebanyak 120.618 ton, sehingga dalam periode ini produksi total padi sebanyak 324.785 ton.
Kemudian untuk periode Mei - Agustus 2008, produksi padi sawah sebesar 134.577 ton, padi ladang sebanyak 22.984 ton, total padi sebanyak 157.560 ton. Untuk periode September – Desember 2008, produksi padi sawah sebesar 102.662 ton, padi ladang sebesar 1.023, total produksi padi sebanyak 103.684 ton.
Sedangkan untuk periode Januari – April 2009, luas padi sawah sebanyak 194.464 ton, dan padi ladang sebanyak 114.915 ton, sehingga total produksi padi di periode itu sebanyak 309.379 ton.
Pada periode Mei- Agusutus, padi sawah sebanyak 124.854 ton, dan padi ladang 17.465 ton. Sedangkan pada September – Desember 2009, produksi padi sawah diperkirakan 130.733 ton, dan padi ladang sebanyak 891 ton, total produksi padi di periode ini sebanyak 131.628 ton. ()

WISATA RENANG DAN EDUKATIF DIGEMARI WARGA

Samarinda, Wisata keluarga yang menyediakan lokasi kolam renang dan sarana edukatif (pendidikan) sangat digemari warga Samarinda. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya jumlah pengunjung di tempat wisata Salma Shofa, Samarinda.
Di lokasi yang terletak di Jalan Mugirejo ini setiap hari selalu dikunjungi peminat, terutama di hari libur. Pengunjung yang datang selain untuk berenang, juga untuk menikmati berbagai tanaman hias dan arena bermain anak-anak yang terkandung unsur pendidikan.
”Di hari biasa memang pengunjungnya tidak seberapa, namun di hari minggu dan libur sekolah, setiap harinya bisa lebih dari 200 anak yang datang khusus untuk berenang saja,” kata Pengelola Wisata Salma Shofa, Sugeng di Samarinda, Selasa (3/11.
Menurutnya, kebanyakan anak-anak yang datang itu diantar oleh orangtuanya, sehingga jumlah pengunjung yang memadati Salma Shofa setiap hari di saat libur bisa lebih dari 300 orang, belum termasuk mereka yang datang untuk menikmati dan ingin mengenal lebih dekat tentang berbagai jenis tanaman hias.
Jumlah itu belum termasuk pengunjung yang datang bukan untuk berenang, tapi untuk mengadakan acara keluarga, acara ulang tahun, arisan ibu-ibu, arisan kelompok dari berbagai paguyuban dan sejumlah kelompok lain yang mengadakan pertemuan di lokasi wisata.
Sugeng juga mengatakan, bahwa saat libur sekolah panjang lalu, terutama hari pertama lebaran hingga 10 hari ke depannya, pengunjung terus berjubel mulai dari pagi hingga senja. Ini menandakan bahwa lokasi wisata yang menyediakan kolam renang dan saran edukasi sangat diminati warga.
Di Salma Shofa tersedia dua kolam renang, yakni satu kolam renang untuk anak-anak dan satu lagi untuk orang dewasa. Membludaknya jumlah pengunjung ke Salma Shofa diperkirakan karena harga tiket yang sangat murah, yakni hanya Rp5.000 per orang.
”Hanya dengan bermodal lima ribu rupiah saja, pengunjung sudah bisa menikmati berbagai sarana bermain dan bisa berenang sepuasnya. Selain itu pengunjung juga bisa menikmati sejumlah tanaman hias yang pernah diburu penghobi beberapa tahun lalu,” kata Sugeng.
Dilanjutkan, di antara tanaman hias yang berpenampilan cantik itu yakni, berbagai jenis gelombang cinta, berbagai jenis aglaonema, berbagai jenis sansiviera, mawar gurun dan sejumlah tanaman hias lainnya.
Untuk sansiviera, lanjutnya, tanaman ini dipercaya mampu menyerap berbagai jenis racun udara. Bahkan kemampuan tanaman yang juga dijuluki ”lidah mertua” ini menurut penelitian, lebih dari 100 jenis rajun udara mampu diserapnya. ()

Kaltim Undang 15 Destinasi Wisata di Festival Kemilau

Samarainda,- Pemprov Kaltim melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata setempat telah melayangkan udangan resmi kepada 15 provinsi yang menjadi destinasi wisata di Indonesia untuk hadir dalam Festival Kemilau Benua Etam.
”15 daerah destinasi tujuan wisata itu antara lain Jawa Timur, Singkawang, Riau, Sumatera Barat, Kalimantan Barat dan sejumlah daerah lain,” kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kaltim, Firminus Kunum di Samarinda, Selasa (3/11).
Dikatakan, kehadiran 15 daerah yang sudah ditetapkan sebagai daerah tujuan wasata dalam Festival Kemilau Seni Budaya Benua Etam Kaltim pada 5 hinga 7 November nanti sangat diharapkan karena selain untuk menjalin silaturahim, juga untuk tukar informasi tentang pengelolaan pariwisata dan budaya di daerah masing-masing.
Dari adanya tukar informasi sejumlah daerah berbeda tersebut, diharapkan akan ditemukan teknik menggait wisatawan. Bagi daerah yang jumlah kunjungan wisatanya sedikit, agar bisa belajar kepada pihak lain yang jumlah pengunjung wisatanya lebih banyak.
Terkait dengan Festival Kemilau di Kaltim, lanjutnya, kegiatan itu digelar selain merupakan agenda tetap Dinas Pariwisata Kaltim, juga dalam rangka mendukung Tahun Kunjungan Wisata Kaltim (Visit East Borneo 2009) yang telah ditetapkan Gubernur Kaltim, Awang Faroek Ishak.
Festival Kemilau yang semua kegiatannya dipusatkan di Stadion Madya Sempaja ini berlangsung selama tiga hari dengan beberapa agenda di antaranya pameran kepariwisataan oleh 14 kabupaten/kota, lomba memasak makanan khas Kaltim, festival tari pedalaman dan pesisir, lomba busana tradisional serta lomba olahraga tradisional seperti begasing, menyumpit dan belogo.
Festival ini akan diawali dengan acara pesta selamat datang (welcome party) dan malam ramah tamah dengan para undangan, di antaranya Menteri Pariwisata dan Kebudayaan, Menteri Dalam Negeri, Duta Besar negara sahabat dan perwakilan dari 15 provinsi yang menjadi destinasy wisata Indonesia.
Peserta Festival Kemilau Seni Budaya Benua Etam ini adalah dari 14 kabupaten dan kota. Di acara pembukaan akan ada karnaval seni budaya ditambah dengan partisipasi beberapa paguyuban seni. Sedangkan di upacara penutupan yang direncanakan pada malam hari akan disiapkan tarian massal dengan ratusan penari.
Saat acara penutupan Festival Kemilau nanti, pihaknya akan memecahkan rekor MURI (Museum Rekor Indonesia) dengan membuat taplak meja dari manik-manik sepanjang 100 meter. Taplak meja itu akan diarak oleh 100 Penari Dayak.
”Taplak meja dari manik dengan panjang 100 meter dan lebar 45 centi meter itu saat ini bahannya sudah terkumpul. Sementara dalam pembuatan taplak meja itu akan melibatkan 100 orang pengrajin lokal,” kata Firminus Kunum.()

KOTA TARAKAN ALAMI DEFLASI 0,74 PERSEN

Samarinda,- Kota Tarakan yang ditunjuk sebagai salah satu daerah patokan Indeks Harga Konsumen (IHK) di Kaltim bagian Utara, mengalami deflasi sebesar 0,74 persen pada Oktober 2009, jika dibanding September di tahun yang sama.
Menurut Kepala Badan Pusat Statistik Kaltim, Jhoni Anwar, dua kota lainnya yang mewakili Kaltim wilayah Tengah (Samarinda) dan Kaltim wilayah Selatan (Balikpapan) pada periode yang sama mengalami inflasi, untuk Samarinda terjadi inflasi 0,12 persen dan Balikpapan berinflasi 0,20 persen.
Terjadinya deflasi di Tarakan ini terutama dipengaruhi oleh penurunan harga untuk kelompok bahan makanan, antara lain daging dan ikutannya berdeflasi 4,33 persen, ikan segar minus 1,45 persen, ikan diawetkan minus 2,04 persen, telur, susu dan ikutannya minus 0,03 persen.
Bahan makanan lain yang juga berdeflasi antara lain kelompok sayuran minus 0,25 persen, kacang-kacangan minus 1,12 persen, buah-buahan minus 11,45 persen, bumbu-bumbuan minus 8,57 persen, lemak dan minyak minus 9,67 persen, dan bahan makanan lain berinflasi 0,74 persen
Pada kelompok makanan jadi, rokok dan tembakau terjadi inflasi tipis, yakni sebesar 0,49 persen. Sementara pada kelompok perumahan yang meliputi biaya tempat tinggal, bahan bakar, penerangan, air, perlengkapan rumah tangga dan penyelenggaraan rumah tangga berinflasi minus 0,14 persen.
Untuk kelompok sandang, antara lain pakaian laki-laki, pakaian wanita, pakaian anak-anak dan barang pribadi serta sejumlah sandang lainnya, baik itu topi, kaus kaki dan sejumlah pakaian sejenis, terjadi inflasi tipis, yakni sebesar 0,47 persen.
Kelompok kesehatan di Tarakan terjadi inflasi sebesar 1,67 persen. Kelompk kesehatan itu antara lain jasa kesehatan, obat-obatan, jasa perawatan jasmani, perawatan jasmani serta kosmetik dan sejumlah suplemen yang dibutuhkan masyarakat.
Pada kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga di Tarakan juga mengalami inflasi, antara lain jasa pendidikan, kursus atau pelatihan, peralatan pendidikan, rekreasi dan olahraga mengalami inflasi sebanyak 0,61 persen
Namun di kelompok transportasi dan komunikasi, kota ini kembali mengalami deflasi sebesar 0,03 persen. Kelompok ini antara lain transportasi, komunikasi dan pengiriman, sarana penunjang transpor dan jasa keungan.
Sedangkan untuk IHK secara umum pada Oktober 2009, di Tarakan terjadi IHK sebesar 128,30, Samarinda sebanyak 121,40 dan Balikpapan 117,98. Sementara untuk IHK di Provinsi Kaltim adalah 120,93. IHK sebesar itu merupakan gabungan dari tujuh kelompok barang dan jasa yang menjadi patokan survei BPS.
”Tujuh kelompok yang kami survei itu adalah kelompok bahan makanan, makanan jadi termasuk rokok dan tembakau. Kemudian perumahan, sandang, kesehatan, pendidikan, dan transportasi yang didalamnya ada komunikasi,” kata Jhoni, Senin (2/11).

KALTIM INFLASI 0,14 PERSEN

Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) mengalami inflasi sebesar 0,14 persen selama Oktober 2009. Inflasi dipengaruhi kenaikan sejumlah kebutuhan barang dan jasa, antara lain pendidikan, kesehatan makanan jadi dan lainnya.
Angka inflasi 0,14 persen itu didapat dari selisih pada kenaikan pada September ke Oktober 2009. Pada September di Kaltim terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) 120,88, sedangkan pada Oktober IHK menjadi 120,93, sehingga selisihnya hanya 0,14 persen.
”Hampir semua kelompok komoditi terjadi inflasi, satu-satunya kelompok komoditi yang mengalami deflasi di Kaltim adalah bahan makanan,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim, Jhoni Anwar di Samarinda, Senin (2/11).
Menurutnya, deflasi pada kelompok bahan makanan terjadi karena pola makan orang-orang Kaltim yang rata-rata lebih suka mengkonsumsi makanan jadi, seperti makanan kalengan, roti, susu dan sejumlah makanan jadi lainnya.
Akibatnya adalah sejumlah baham makanan di Kaltim kurang diminati konsumen sehingga harganya juga menjadi turun. Sebaliknya makanan jadi justru harganya naik karena lebih banyak konsumen yang memburunya.
Dari data yang dibeberakan BPS Kaltim, bahwa selama Oktober 2009 bahan makanan mengalami deflasi mencapai minus 0,80 persen, sedangkan makanan jadi yang merupakan satu kelompok dengan minuman, rokok, dan tembakau terjadi inflasi sebanyak 0,63 persen.
Dikatakan, inflasi pada Oktober terjadi karena naiknya sejumlah kelompok pengeluaran yang ditunjukkan dengan kenaikan indeks pada kelompok barang dan jasa, antara lain pendidikan, rekreasi dan olahraga yang naik sebesar 1,10 persen.
Sedangkan kelompok kesehatan naik sebanyak 0,90 persen, perumahan naik 0,14 persen, sandang naik sebanyak 0,09 persen, kelompok transportasi dan komunikasi naik sebanyak 0,43 persen.
Adanya inflasi 0,14 persen pada Oktober tersebut, berarti laju inflasi di Kaltim pada tahun kalender Januari hingga Oktober 2009 sebanyak 3,69 persen, sedangkan inflasi tahun ke tahun, Oktober 2008 ke Oktober 2009 mencapai 3,13 persen.
Jika dirinci menurut kota, lanjut Jhoni Anwar, Samarinda dan Balikpapan pada Oktober mengalami inflasi masing-masing sebesar 0,74 persen dan 0,20 persen. Sedangkan Kota Tarakan mengalami deflasi 0,74 persen.
”Pada tahun kalender Januari- Oktober 2009, Samarinda terjadi inflasi 3,88 persen, Balikpapan 3,10 persen dan Tarakan mencapai 4,69 persen. Sedangkan inflasi tahun ke tahun, Samarinda inflasi 2,77 persen, Balikpapan 2,53 persen dan Tarakan 6,20 persen,” kata Jhoni Anwar.

JUMLAH SISWA DI SEKOLAH SWASTA MEROSOT TAJAM

Samarinda,- Jumlah siswa yang masuk sekolah swasta selalau merosot tajam setiap tahun. Merosot jumlah siswa swasta ini karena pemerintah membuka sekolah negeri dengan tanpa menggandeng pengelola sekolah swasta.
Menurut Yos Soetomo, pendiri Yayasan Sumber Mas Group yang mengelola enam sekolah, baik tingkat TK hingga SMA atau yang sederajat, merosotnya siswa ini disebabkan lantaran pemerintah seolah perlomba dan bersaing mendirikan sekolah negeri baru, sehingga siswa lebih memilih masuk ke sekolah negeri daripada sekolah swasta.
Menjamurnya sekolah negeri itu menurut pandangannya mulai tumbuh sejak diberlakukannya undang-undang otonomi daerah pada 1999. Sejak itu masing-masing daerah seolah berlomba mendirikan sekolah negeri tanpa menggandeng sekolah swasta, sehingga pengelola sekolah swasta merasa dirugikan.
Di Sekolah Kesatuan saja, sebelum otonomi daerah diberlakukan, jumlah siswanya mulai dari TK hingga SMA atau yang sederajat mencapai lebih dari 3.000 orang. Namun sejak otonomi daerah berlaku dan daerah berbondong-bondong mendirikan sekolah negeri, jumlah siswanya kini hanya tercatat 800 orang saja.
”Di Sekolah Kesatuan yang dibangun Yayasan Sumber Mas Group hingga saat ini ada enam unit, yakni satu TK Kesatuan, satu SD Kesatuan, satu SMP Kesatuan, satu SMA Kesatuan dan dua SMK Kesatuan,” kata Yos Soetomo, di Samarinda, Senin (2/11).
Akibat dari merosotnya siswa di Sekolah Kesatuan, lanjutnya, yayasan tersebut hampir saja menggabungkan dua sekolah sejenis menjadi satu dan berniat mengurangi jumlah guru.
Namun setelah dilakukan pemikiran secara bijaksana, hal itu urung dilakukan olehnya meski dari bulan ke bulan yayasan selalu mengalami devisit, baik untuk operasional ataupun untuk gaji guru.
Menurutnya, jika pihaknya mengurangi jumlah guru, maka guru yang akan diberhentikan tersebut otomatis tidak akan memiliki pekerjaan, kalaupun masih ada pekerjaan lain untuk bertahan hidup, paling tidak penghasilan guru akan berkurang.
Jika penghasilan seseorang berkurang atau ada yang tidak memiliki lapangan pekerjaan lagi, hal ini tentu saja akan menambah jumlah kemiskinan di Samarinda. Hal inilah yang tidak ia kehendaki.
Setiap bulan yayasan harus mengelurakan dana senilai Rp130 juta untuk menggaji 96 guru di enam sekolah milik yayasan itu, namun pemasukan untuk semua sekolah tersebut hanya Rp100 juta, sehingga pihaknya harus menutupi sebesar Rp30 juta.
Untuk tidak mengurangi guru, maka yayasan memiliki kebijakan dan telah disepakati para guru, yakni setiap guru yang telah bersertifikasi dan mendapat gaji serta tunjungan lebih, maka guru tersebut harus menyisihkan penghasilannya untuk guru lain guna menutupi devisit. Selain itu agar yayasan juga tidak mengurangi tenaga guru. ()