Kamis, 31 Desember 2009

BKKBN KALTIM CEGAH 2 JUTA KELAHIRAN

Samarinda,- Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Kaltim memperkirakan telah mampu menekan jumlah kelahiran di daerah itu sedikitnya 2 juta bayi, sehingga saat ini jumlah penduduk Kaltim hanya sekitar 3 juta jiwa.

“Kami terus melakukan penyuluhan guna menekan angka kelahiran, sehingga penduduka Kaltim saat ini hanya sekitar 3 juta jiwa. Jika tidak ada peran BKKBN, maka jumlah penduduk Kaltim saat ini bisa di atas 5 juta jiwa,” kata Kepala BKKBN Kaltim, Idrus Sebbu di Samarinda, baru-baru ini.

Dikatakan, peran BKKBN bukan melarang pasangan keluarga untuk melahirkan, namun perannya justru mengarah pada pengaturan dan jarak kelahiran. Pasalnya dengan jarak melahirkan yang teratur, banyak keuntungan yang didapat keluarga, baik secara perkembangan anak, ekonomi dan kesehatan sang ibu.

Jika jarak melahirkan terlalu dekat, yakni antara 1-3 tahun, banyak hal negatif yang dikhawatirkan terjadi, antara lain anak yang usianya masih 1-3 tahun masih memerlukan perhatian ibu sangat tinggi.

“Jika si ibu harus mengurusi bayinya, maka anak usia 1-3 tahun itu merasa tidak deperhatikan, hal itulah yang mempengaruhi perkembangan mental anak,” katanya.

Ibu yang melahirkan, lanjutnya, mengeluarkan darah banyak, selain itu juga banyak saraf yang putus. Saraf-saraf yang putus itu sendiri diperkirakan bisa pulih sekitar 4-5 tahun kemudian. Karena itu, sebaiknya jaraka melahirkan adalah antara 4-5 tahun.

Secara nasional, lanjutnya, pertumbuhan pendudukan setiap tahun bertambah 1,3 persen. Artinya, jumlah penduduk Indonesia bertambah 3,2 juta jiwa per tahun. Jika tidak ada program KB, maka penduduk Indonesia yang saat ini berjumlah 230 juta jiwa, diperkirakan bisa mencapai 300 juta jiwa.

Menurutnya, masalah kependudukan yang jumlahnya tinggi memiliki implikasi luas terhadap perubahan sosial di segala bidang, di antaranya pendidikan, kesehatan, tenaga kerja, sandang, pangan, papan serta keamanan. “Jika tidak segera diatasi, maka berpengaruh pada stabilitas nasional,” kata Idrus Sebbu.

Menurutnya, di Kaltim termasuk daerah yang memiliki pasangan usia subur cukup tinggi, karena salah satu faktornya adalah banyaknya pendatang dengan pasangan usia mudah, sehingga angka kelahiran juga berpotensi tinggi.

Ia juga mengakui bahwa dalam upaya menekan jumlah penduduk, pihaknya menghadapi sejumlah kendala. Di antaranya adalah masih minimnya jumlah petugas lapangan untuk tenaga penyuluh, padahal ujung tombak keberhasilan menyusukseskan KB ada pada kegigihan dan jumlah penyuluh.
***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar