Kamis, 31 Desember 2009

KRISIS PANGAN GLOBAL 2010 DAPAT PERHATIAN KALTIM

Samarinda,- Krisis pangan global 2010 diperkirakan terjadi karena penduduk dunia meningkat tajam, sedangkan produksi pangan dunia dalam 10 tahun terakhir tidak ada peningkatan. Pemprov Kaltim pun turut andil mengatasi hal itu.

”Cadangan pangan secara global saat ini tinggal 15 persen dari kebutuhan yang menurun drastis sejak 2000,” kata Kepala Bidang Ketersediaan, Distribusi dan Kerawanan Pangan, Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan (BKPP) Provinsi Kaltim, Mukhransyah di Samarinda, Selasa (29/12).

Dikatakan, kondisi ini pasti akan berpengaruh bagi Kaltim sehingga perlu upaya antisisapsi sejak dini untuk membangun kawasan pangan untuk mengantisipasi atau meminimalisir krisis pangan tersebut.

Menurutnya, produksi beras nasional 2010 diprediksi masih di bawah peningkatan jumlah penduduk. Sebagai perbandingan, produksi beras 2009 naik 0,68 persen dari 2008, sedangkan peningkatan jumlah penduduk 2009 peningkatan 1,29 persen dari tahun sebelumnya.

Bahkan lebih mengkhawatirkan lagi ternyata cadangan beras nasional tinggal lima persen. Hal inilah yang harus mendapat perhatian serius pemerintah. Berdasarkan hal itu pula, maka Pemprov Kaltim juga harus memperkuat sektor pertanian.

Pada 2010, lanjutnya, kebutuhan ketersediaan pangan akan meningkat untuk memenuhi kebutuhan warga yang menetap sekitar 3,2 juta jiwa, ditambah sejumlah pendatang yang tinggal sementara untuk urusan dagang dan pekerjaan yang diperkirakan sebanyak 500 ribu jiwa per tahun.

Faktanya, jumlah petani di bidang komoditi pangan masih di bawah angka peningkatan penduduk dan pendatang, sehingga produksi pangan di bawah angka kebutuhan pangan Kaltim, walaupun sebenarnya sudah mencapai angka swasembada berdasarkan kebutuhan konsumsi warga tetap.

Bahkan diperkirakan produksi padi 2010 terjadi surplus sekitar 20 ribu ton. Meski demikian Kaltim masih harus mendatangkan 40 ribu, ton ditambah cadangan pangan untuk tiga bulan sekitar 95 ribu ton untuk mencukupi kebutuhan itu.

Untuk menyikapi hal itu, maka melalui instruksi Gubernur Nomor 5 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Cadangan Pangan, maka perlu diupayakan peningkatan cadangan pangan di semua daerah, terutama kawasan rawan pangan.

”Kami juga mengembangkan lumbung pangan masyarakat yang dikelola secara ekonomis untuk tujuan sosial dan komersial, baik yang mendapat subsidi pemerintah maupun swadaya masyarakat, juga pengembangan lembaga usaha ekonomi pedesaan,” kata Mukransyah.
***2***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar