Rabu, 30 Desember 2009

BAHASA DI TELEVISI GANGGU PENGGUNANAN BAHASA INDONESIA

Samarinda,- Penggunaan bahasa asing yang dimunculkan televisi Indonesia dinilai mengganggu masyarakat dalam menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar, pasalnya peran televisi sangat besar dalam mempengaruhi massa.

”Masih banyak televisi di Indoensia yang menggunakan bahasa asing, padahal Bahasa Indonesia sendiri sangat kaya akan kata, sehingga pemirsa juga merasa lebih nyaman berbahasa asing karena terpengaruh televisi,” kata Kepala Kantor Bahasa Kaltim, Pardi Suratno, di Samarinda, Rabu (18/11).

Dikatakan, pihaknya tidak menolak adanya bahasa asing masuk, namun semua bahasa tersebut harus ditempatkan pada porsi-porsi tertentu. Lagi pula serapan dari bahasa asing juga bisa memperkaya bahasa Indoensia, tentunya setelah melalui kajian mendalam.

Dikatakan, media televisi seolah menjadi penguasa dalam berbagai aspek kehidupan, baik dari aspek ekonomi, sosial, budaya, politik, pendidikan, keyakinan, termasuk dalam segi penggunaan bahasa. Televisi juga mampu membentuk pola pikir masyarakat.

”Mengingat peran televisi yang besar itu, sampai-sampai ada pendapat yang menyatakan bahwa guru bahasa yang paling besar pengaruhnya terhadap anak-anak dan masyarakat luas adalah televisi,” katanya.

Dicontohkan, ungkapan yang ditayangkan televisi dan langsung diikuti masyarakat luas di Indoensia, termasuk di Samarinda antara lain ”ya iya lah masak ya iya dong, gitu aja kok repot, jadul, bete, testimoni, i love you full” dan masih banyak kalimat lain yang langsung menyebar ke masyarakat.

Dilanjutkan, satu gejala yang perlu diperhatikan dalam pembinaan bahasa adalah kecenderungan bahasa asing di televisi. Dewasa ini sedang muncul nama-nama acara atau rubrik dalam bahasa asing, padahal acara tersebut berlangsung dalam bahasa Indonesia. hanya TVRI yang agak konsisten menggunakan acara berbahasa Indonesia.

Disebutkan, sejumlah mata acara di televisi yang menggunakan label bahasa asing antara lain ”Breaking News, Headline News, B News, Metro Sport, Economic Challenger, Take Me Out Indonesia, Public Corner, Metro Files, Celebrity on the Location” dan masih banyak mata acara lainnya.

Sementara itu, sejumlah televisi Indonesia yang menggunakan bahasa asing padahal acaranya berbahasa Indonesia, yakni Metro TV, TVRI, RCTI, Indonesiar, Anteve, TPI, Global TV, TV One, dan Trans TV.

“Kondisi ini perlu dicermati karena justru terjadi di tengah bangsa Indonesia yang ingin membangun identitas diri sebagai suatu bangsa, salah satu identitas diri itu adalah bahasa nasional yang kita akui sebagai media pemersatu bangsa,” demikian Pardi Suratno. ()

***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar