Rabu, 30 Desember 2009

GUBERNUR KALTIM AKAN MENJADI "RAJA"

Samarinda,- Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Awang Faroek Ishak akan menjadi raja di Kerajaan Loah Maurai di kawasan itu. Masyarakat Kaltim boleh menyaksikan kepiawaian gubernur ketika menjadi raja pada 21 Desember.

”Sejauh ini beliau (Gubernur Kaltim-red) telah menyatakan sedia untuk berperan menjadi Raja Loah Maurai dalam drama tradisional ”Mamanda” yang akan digelar di Lamin Etam pada 21 Desember nanti,” kata Sutradara Mamanda, Elansyah Jamhari di Samarinda, Kamis (17/12).

Elansyah yang sudah beberapa kali menjadi sutradara dalam drama panggung dan sudah ratusan kali menjadi aktor panggung ini meyakini, bahwa Awang Faroek Ishak bakal mampu memerankan tokoh raja di kerajaan hayalan tersebut.

Alasan mendasar yang diyakini Elansyah adalah karena di dalam diri gubernur itu dialiri darah seni. Hal ini dibuktikan dengan beberapa kali gubernur menyanyikan sejumlah lagu dengan suara yang merdu dan lantang, ditambah dengan karakternya yang berdinamika.

Dari sejumlah penilaian itulah maka ia meyakini bahwa sang gubernur mampu berperan sebagai tokoh raja. Bahkan ia yakin pementasan seni Mamanda ini akan mampu memukau penonton, pasalnya peran utamanya adalah gubernur.

Dalam pementasan itu menggambarkan bahwa Kerajaan Loah Maurai merupakan daerah yang tidak kurang apapun. Hasil bumi dan hutan melimpah, panen juga tidak pernah gagal karena ditangani penggawa-penggawa yang ahli di bidangnya.

Begitu pula dengan kesehatan masyarakat, juga terpelihara karena terdapat beberapa tabib yang ditugasakan berkeliling ke desa-desa. Dari kekayaan laut juga besar karena menghasilkan sejumlah ikan dan ikutannya, bahkan hasil laut juga diekspor ke kerajaan lain.

Keamanan kerajaan yang diserahkan kepada Hulubalang Kerajaan juga terjaga. Pasalnya hulubalang ini memiliki sejumlah prajurit yang tersebar di kawasan laut, darat dan berbagai penjuru kerajaan. Hulubalang juga dikenal sakti dan disegani raja-raja di Sabanua.

Suatu hari ada hal yang membuat galau Sultan Al Faroekh, Raja Loah Maruai, pasalnya sejumlah kesenian kerajaan telah diakui kerajaan tetangga sebagai kebudayaan mereka. Selain juga banyak generasi muda yang berkiblat pada budaya Barat, sehingga ia khawatir kelak budaya sendiri akan terkikis.

Kegalauan lain adalah pulau-pulau kecil di Loah Maurai dirampas dan diakui oleh kerajaan tetangga. ”Kemudian Sultan Al Faroekh bertitah agar semua elemen melestarikan budaya kerajaan, mengamankan tanah air, pulau-pulau kecil dan pulau terluar di kerajaan itu,” kata Elansyah Jamhari.
***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar